Book Review : Memoirs of Stientje

Stientje adalah seorang gadis keturunan Belanda yang lahir di Hindia Belanda karena ayahnya seorang pejabat perkebunan pemerintah kolonial. Saat berumur 10 tahun, ibunya meninggal di Hindia Belanda dan ayahnya memutuskan untuk memulangkannya ke Belanda, tinggal bersama tantenya agar dia tidak kesepian. Saat umur belasan tahun, dia menaiki kapal dari pelabuhan Genoa, Italia untuk kembali ke Hindia Belanda karena rasa rindu dan kagumnya terhadap tanah kelahirannya, yang pada akan dia sadari sebagai tanah jajahan moyangnya. Selain itu, dia juga ingin menimba ilmu kedokteran di Hindia Belanda.

Sesampainya di Hindia Belanda, Stientje tinggal bersama sepupunya di Batavia, Ross, seorang pejabat tinggi Belanda. Dia tinggal di rumah sepupunya megah dan memiliki fasilitas lengkap termasuk para pembantu yang semuanya adalah pribumi. Secara kasat mata, Stientje tak kekurangan suatu apapun selama tinggal bersama sepupunya. Namun, kejernihan nurani dan kebaikan hati seorang Stientje telah menguak siapa sebenarnya Ross dan orang-orang yang mengelilinginya yang semula disangkanya adalah orang-orang yang tulus.

Stientje merenungi dan menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh bangsanya terhadap bangsa pribumi di Hindia Belanda bukan lah sebuah keluhuran yang sejak kecil dia dengar dari guru-guru sejarahnya di Belanda. Alih-alih kehadiran bangsa moyangnya di negeri jauh ini adalah untuk memperkaya bangsanya sendiri dan menyengsarakan bangsa pendudukan. Hal ini dia wujudkan dalam sebuah tindakan berani yang mengawali retaknya hubungan dengan Ross dan perjalanan panjangnya menemukan kebenaran akan prinsip hidup yang dia anut.

Kemewahan dan semua fasilitas yang seharusnya dia nikmati sebagai seorang anak pejabat pemerintah kolonial tak dia ambil untuk kenikmatan hidupnya sendiri. Dia mendobrak tradisi seorang keturunan pemerintah kolonial dengan menggadaikan hidupnya bahkan nyawanya untuk orang-orang pribumi yang amat dicintainya. Cintanya terhadap tanah Hindia Belanda telah mengantarkannya melewati empat masa yang ikut menorehkan sejarah Hindia Belanda yang kelak bernama Indonesia. Demi cintanya terhadap tanah kelahirannya, dia bertekad untuk juga dapat dimakamkan di Hindia Belanda seperti kedua orang tuanya.

Sebuah novel sejarah yang sangat bagus menurut saya. Highly recommended untuk menemani hari-hari melewati PPKM ini.

Semoga bermanfaat 🙂

Jakarta, 24 Juli 2021

This entry was posted in Book Review. Bookmark the permalink.

Leave a comment