Book Review : Asiyah

Ratu Asiyah adalah keturunan Raja Akhen/Raja Reyyan, Raja Mesir yang memeluk ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Yusuf a.s. Raja Akhen digulingkan oleh para pemimpin penyembah berhala di Memphis yg dipimpin oleh Jenderal Horembeb. Mereka membunuh semua rakyat dan keluarga kerajaan di Amarna, beruntung Apa-aton, sang abdi setia raja Akhen yang buta karen disiksa menyelamatkan beberapa anak keturunan raja salah satunya adalah Yesiyis (nama kecil ratu Asiyah). Dalam perjalanan ke Memphis, Apa mnghilangkan semua identitas kerajaan yang melekat pada Ratu Asiyah kecil. Apa mndaftarkan semua anak yang tersisa untuk dididik di akademi kerjaan. Di antara anan-anak tersebut ada 4 anak yang paling menonjol: Yesiyis yang berparas cantik dan berhati emas, Pare-aton (Ra) yang menonjol bakat kepemimpinannya, Karonaim yang jenius dalam keilmuan dan Hama-Aton/Haman yang berbakat dalam mempengaruhi orang.
.
Singkat cerita, untuk mempertahankan kekuatan dan stabilitas Mesir setelah Jend Horembeb meninggal, Mesir harus dipimpin oleh pemuda-pemuda yang sudah diketahui karakter dan terjamin pendidikannya, yaitu yang dididik di akademi kerajaan. Diangkat lah Ra sebagai raja dan Yesiyis sebagai ratu dgn sebelumnya dinikahkan terlebih dahulu.
.
Ratu Asiyah menyembunyikan keimanannya pada satu Tuhan sejak kecil sampai dia menikah dengan Ra (Fir’aun) hingga brtahun-bertahun lamanya. Apalagi semakin hari kedzaliman suaminya semakin menjadi, dia menciptakan kasta-kasta di Mesir pada saat itu dengan kasta terendahnya adalah kaum Apiru/Ibrani/Bani Israil. Mereka adalah budak-budak Firaun, pemukiman mereka diisolasi, kaum laki-lakinya harus bekerja keras untuk proyek-proyek ambisius Firaun, tanpa upah, tanpa makanan tanpa dokter untuk mengobati mereka yang sakit karen lelah bekerja. Puncaknya Fir’aun mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan membunuh semua bayi laki-laki yang lahir dari bangsa Apiru tentu saja atas nasihat Haman, sahabat dan penasihatnya yang menuntun Fir’aun lebih jauh dalam kedzalimannya.
.
Ratu Asiyah yang berhati emas selalu memberikan bahan makanan, membuka kebun istananya untuk semua rakyatnya, memberikan pakaian bagi rakyatnya yang fakir termasuk pada kaum Apiru. Dia selalu menyendiri, jauh dari hiruk pikuk kemewahan dan kemegahan kerajaan Mesir, agar tidak terlibat dalam kedzaliman Fir’aun hingga ia tutup usia untuk menjaga keyakinannya karena tidak mau mengakui ketuhanan Fir’aun.

Brebes mili baca buku ini, ia bercerita tentang seorang anak perempuan yatim piatu yang tertakdir menjadi ratu namun tetap memegang teguh keyakinannya meski kemewahan dan kemegahan ada di genggaman tangannya. Dia selalu berdoa untuk memiliki rumah di surgaNya karen istana Mesir bukan rumah baginya, suaminya yang dzalim bukan rumah baginya. Semoga rahmat dan kebaikan selalu tercurah untuk bunda Asiyah🙏🏻

Selesai dibaca pada tanggal 23 Juni 2019. Semoga bermanfaat 🙂

Jakarta, 25 Juli 2021

This entry was posted in Book Review. Bookmark the permalink.

Leave a comment