Movie Review : The Help

Mengambil latar waktu sekitar tahun 60 an di Amerika Serikat, film ini menceritakan tentang diskriminasi warga kulit hitam yang masih sangat terasa pada tahun-tahun tersebut. Menjadi pembantu rumah tangga (PRT) warga kulit putih adalah profesi turun temurun warga kulit hitam pada masa itu terutama kaum perempuannya. Mereka harus menerima berbagai macam diskriminasi oleh majikannya selama menjalankan profesi sebagai PRT tersebut. Tidak boleh menggunakan kamar mandi, alat makan, meja makan yang sama dengan majikannya adalah beberapa contoh diskriminasi yang mereka terima. Tidak boleh bersentuhan dengan majikan atau berbicara lebih dulu kepada majikan adalah contoh lainnya. Tak jarang mereka juga sering mendapatkan kekerasan dari majikannya atas kesalahan yang sangat sepele. Mereka juga sangat mudah dimasukkan penjara atas tuduhan yang belum terbukti semisal hilangnya alat-alat dapur atau barang-barang rumah tangga sang majikan.

Dalam tataran kehidupan sosial masyarakat, warga kulit hitam tidak diperkenankan mendatangai rumah sakit warga kulit putih apabila mereka sakit. Mereka harus mendatangi rumah sakit khusus warga kulit hitam yang fasilitasnya sangat terbatas. Rumah-rumah mereka juga dikelompokkan khusus untuk rumah warga kulit hitam, terpisah jauh dari perumahan mewah warga kulit putih. Penembakan warga kulit hitam atas kesalahan yang belum jelas juga merupakan hal yang biasa kala itu.

Mereka sudah terbiasa dengan hal-hal tersebut sampai seorang gadis dari komunitas warga kulit putih yang menyadari ketidakadilan itu dan bertekad untuk membuat sebuah buku tentang kisah-kisah PRT ini. Adalah Eugenia Scheeter yang diperankan oleh Emma Stone yang secara diam-diam mendatangi rumah Abeeline, PRT di rumah salah satu sahabatnya, untuk menghimpun kisah-kisah diskriminasi yang dialami oleh PRT ini.

Awalnya Abeeline menolak untuk memenuhi permintaan Scheeter, namun seiring dengan semakin banyak nya diskriminasi yang dia dan teman-temannya terima, dia tergugah dan mau memenuhi permintaan Scheeter. Pada tulisan awal Scheeter, dia hanya mengisahkan diskriminasi yang dialami oleh 2 PRT dan keluarga nya yaitu Abeeline dan Minny. Namun pihak penerbit menginginkan lebih banyak kisah agar dapat diangkat menjadi sebuah buku.

Eugenia, Abeeline dan Minny sempar merasa putus asa atas hal tersebut sampai pada suatu hari Abeeline dan Minny menyaksikan salah satu teman mereka ditangkap dan diperlakukan kasar oleh polisi atas tuduhan pencurian oleh majikannya. Hal ini dilakukan di hadapan mereka berdua dan teman-teman PRT mereka yang lain. Karena kejadian ini, mereka berkumpul di rumah Abeeline dan mengundang Eugenia untuk menyatakan bahwa mereka bersedia menceritakan kisah mereka.

Setelah melewati berbagai perjuangan, akhhirnya buku “The Help” berhasil diterbitkan dan laris terjual di pasaran. Terbitnya buku ini memang tidak secara otomatis mengubah nasib warga kulit hitam 180 derajat, namun merupakan titik awal keberanian mereka untuk melawan diskriminasi yang mereka alami di rumah majikannya.

This movie is worth to read! Selamat menonton dan semoga bermanfaat🙏

Jakarta, 27 Februari 2021.

This entry was posted in Movies Review. Bookmark the permalink.

Leave a comment